KRI Nanggala 402 Ditemukan, Kemungkinan Kru Ada Yang Selamat
April 24, 2021
Brigpol Fathoni dipecat, Ini Rentetan Kasusnya
April 13, 2021
Wanita Cantik Bersuami Diperkosa di Mobil Travel
April 13, 2021
Lebaran dengan tradisi mudik tidak bisa dihindari, akan tetapi di masa pandemi seperti ini ada beberapa hal yang wajib diketahui terkait masalah mudik lebaran
Berdasarkan informasi akurat saat ini Pemerintah lewat Kementerian Perhubungan memberi pengecualian mudik bagi masyarakat di wilayah tertentu. Pemerintah menggunakan istilah “mudik lokal”.
Akan tetapi Mudik lokal ini terkait perjalanan selama dan menjelang lebaran Idul Fitri 2021 di wilayah aglomerasi.
Aglomerasi adalah kota-kota yang tergabung dalam kawasan tertentu.
Berdasarkan berita dan Melansir indonesia.go.id, masyarakat di dalam 8 wilayah aglomerasi itu boleh bepergian.
Akan tetapi, masyarakat di luar tempat-tempat itu tak boleh sama sekali melakukan mudik.
“Di luar 8 wilayah aglomerasi, larangan mudik berlaku penuh. Bagi masyarakat yang tidak memiliki surat perjalanan dan bepergian di luar 8 wilayah tersebut, pada waktu larangan mudik Lebaran 2021 akan diputar balik hingga diberlakukan tilang,” tulis indonesia.go.id.
Hal ini pun telah mendapat dukungan dari Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri.
Kabag Operasional Korlantas Kombes Pol Rudy Kurnaiwan menyebut, pihaknya tidak akan menindak pengemudi yang bepergian masih di dalam wilayah aglomerasi itu.
“Termasuk wisata itu kan juga boleh, tetapi untuk lokal. Orang lokal boleh di situ dan ada kapasitas 50 persen,” kata Rudy kepada awak media, Rabu (14/4/2021).
Berikut 8 wilayah yang diperbolehkan mudik, menurut Kementerian Perhubungan:
Pakar Epidemiologi Unair Windhu Purnomo menyebut, kebijakan memperbolehkan mudik dan wisata lokal ini akan menghambat penanganan pandemi.
“Ini sangat berbahaya. Dan kita harus belajar dari India,” kata Windhu kepada Radio Idola, Kamis (15/4/2021).
Windhu menuturkan, India sempat berhasil menekan pandemi Covid-19 hingga Februari 2021. Vaksinasi dan tes massal di India berjalan masif.
Namun, saat masa kampanye pemilu berjalan, banyak kerumunan muncul. Hal ini langsung meningkatkan kasus Covid-19 di India.
“Itu kebijakan (pelarangan mudik) harus betul-betul serius… Kebijakan yang membolehkan wisata seharusnya tidak boleh… Kerumunan karena keagamaan atau karena kampanye politik itu memicu penularan (Covid-19)” tegas Windhu.