Kembali terjadi fenomena aneh kali ini di langit kota blitar, kejadian ini terjadi setelah gempa yang terjadi di kota Malang
Diberitakan Pasca terjadinya gempa dengan magnitudo 6,1 di Kabupaten Malang, 10 April 2021, sebuah fenomena aneh terjadi di langit Kota Blitar, Jawa Timur.
Terlihat jelas Dimana tampak segumpalan awan warna wardi berada di langit seperti sebuah pelangi.
Melalui akun resminya, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) RI akhirnya menjelaskan fenomeda apa yang terjadi.
Dikutip galamedianews dari postingan @lapan_ri dijelaskan, berdasarkan kedudukan Matahari (yang dapat diprakirakan dari foto tersebut) kehadiran awan tebal dengan tepian bening, maka dapat diperkirakan itu adalah Irisasi atau Cloud Irisdence.
Irisasi bersumber dari dua kemungkinan yaitu difraksi cahaya Matahari atau interferensi cahaya Matahari, yang terjadi pada butir-butir air atau kristal-kristal es mikro di bagian transparan dari awan.
Pada Irisasi tersebut, awan menghalangi pandangan kita ke Matahari.
Bagian tepi awan cukup tipis dan transparan, memungkinkan cahaya Matahari yang melintasinya terdifraksi atau terinterferensi.
“Karena bukan cahaya monokromatik (sinar dengan warna tunggal), maka difraksi atau interferensi cahaya Matahari tidak menghasilkan pola gelap dan terang sebagaimana halnya biasa dipraktikkan di laboratorium fisika. Melainkan membentuk warna-warna pelangi,” tulisnya.
Fenomena ini mirip saat kita bermain gelembung sabun. Pada gelembung terlihat pendaran warna-warna pelangi. Itulah produk difraksi atau interferensi cahaya Matahari oleh lapisan tipis.
Ukuran kristal es menjadi penentu. Jika butir-butir kristalnya lebih besar (membentuk lempeng heksagonal), maka yang akan terjadi adalah lingkaran cahaya atau halo.
Irisasi produk difraksi terbentuk saat jarak sudut antara Matahari dan awan warna-warni tersebut < 10º. Sebaliknya jika > 10º maka interferensi lebih dominan.
Jadi interaksi cahaya Matahari dengan butir-butir air/kristal es dalam awan tak hanya menghasilkan halo Matahari yang populer itu. Namun juga bisa memproduksi Irisasi dan Pelangi Api.
Fenomena-fenomena ini dianggap sebagai pemandangan langit yang wajar sehingga tak pernah dimasukkan ke dalam laporan cuaca.