Tindakan biadab dilakukan oleh seorang pria yang tega menebas leher bocah yang masih berumur 9 tahun.
Dikabarkan seorang pria berinisial UA menebas kepala bocah sembilan tahun saat sedang tidur pada Minggu (7/3/2021) sekira pukul 23.45 WIB.
Saat ini pelaku sudah ditangkap dan mengaku tak sengaja membunuh bocah tersebut lantaran awalnya hendak membunuh ayah korban.
dia kemudian mengaku menyesali perbuatannya dan sengaja terus melayangkan katana yang dibawanya saat tau bocah itu masih hidup.
UA mengatakan akan lebih merasa kasihan bisa sang anak hidup tapi tersiksa, sehingga ia memilih untuk menghabisinya.
Hal itu terungkap setelah polisi melakukan reka ulang adegan pada Selasa (6/4/2021).
Awalnya UA dendam kepada Karimullah (58) ayah korban karena permasalahan keluarga.
Setelah siang hari tak bisa menemui Karimullah di rumahnya, ia kembali pada malam harinya.
Saat itu ia membawa katana berukuran 108 cm yang dibelinya dari online shop seharga Rp 2,5 juta.
Saat sampai di teras rumah korban, UA mulai membuka sarung katananya.
Selepas itu, UA masuk ke dalam rumah korban dengan cara menendang pintu depan rumah korban menggunakan kaki kanannya sembari menodongkan samurai yang ia bawa ke arah depan pintu.
Setelah pintu depan rumah korban terbuka, UA mulai menyisir dua kamar korban.
Sebuah kamar yang terletak di sebelah kiri dan menemukan seseorang yang sedang tidur dalam posisi tubuh miring ke kanan.
Tanpa melihat siapa yang sedang tidur, UA langsung menebaskan katana ke kepala korban yang ternyata anak Karimullah.
Saat itu korban sempat terbangun, bukannya berhenti, pelaku justru menebaskan katana berulang kali hingga bocah itu tewas.
Ia kemudian menuju ke kamar yang ada di sebelah kanan dan tak ada siapapun di sana.
Dikutip dari Surya.co.id, Rabu (7/4/2021), UA mengaku menyesal karena telah membunuh bocah tersebut.
Ia menyebut sasaran utamanya adalah ayah korban dan sudah berencana untuk menyakiti ayah korban secara keji hingga tewas.
Diketahui katana itu dibeli melalui online shop seharga Rp2,5 juta.
UA mengaku, katana tersebut sudah ia beli sejak tujuh bulan yang lalu dan awalnya hanya untuk pajangan saja.
“Yang beli samurai itu sekitar tujuh bulan lalu. Awalnya dibuat pajangan saja di rumah,” kata UA.
Kepada polisi UA mengatakan tidak tega saat membunuh korban lantaran masih anak-anak.
Namun ia khawatir sang anak akan tersiksa meski masih hidup, sehingga UA memilih untuk membunuhnya.
“Sebenarnya saya tidak tega waktu mengetahui orang yang saya tebas ternyata masih anak-anak. Karena khawatir takut tersiksa meski hidup, jadi sekalian saya bunuh,” tutupnya.
Hal itu dibenarkan oleh Kasatreskrim Polres Pamekasan, AKP Adhi Putranto Utomo.
Adhi mengatakan, pembunuhan itu terjadi lantaran salah sasaran, target utamanya adalah ayah korban.
Pelaku dan korban diketahui masih memiliki ikatan keluaraga.
Akibat perbuatannya, kini pelaku terancam hukuman mati atau penjara paling lama 20 tahun.