Akhirnya ilmuan berhasil ungkap misteri raja mesir kuno dimana kematiannya dibunuh secara sadis dan brutal
Misteri penyebab kematian raja Mesir kuno Seqenenre Taa II akhirnya terang benderang. Para ilmuwan berhasil menyelidiki bekas luka-luka yang ada di tubuh mumi firaun Seqenenre Taa II yang kemungkinan besar tewas dalam peperangan.
Ilmuwan menggunakan metode computed tomography (CT) dengan menggunakan sinar-X dari berbagai sudut untuk membangun gambar 3D mumi Seqenenre Taa II. Hasilnya jenazah firaun itu diketahui dalam kondisi yang buruk, dengan tulang yang terkelupas dan kepala terlepas dari bagian tubuh lainnya.
Dari hasil CT scan tersebut, mumi firaun Seqenenre Taa II memiliki irisan besar di dahinya, luka di sekitar mata dan pipi, kemudian ada bekas tusukan di dasar tengkorak yang mungkin telah mencapai batang otak. Kemungkinan ia tewas saat diserang dari berbagai sisi.
“Ini menunjukkan bahwa Seqenenre Taa II benar-benar berada di garis depan dengan tentaranya, mempertaruhkan nyawanya untuk membebaskan Mesir,” kata Sahar Saleem, seorang profesor radiologi di Universitas Kairo dikutip Live Science.
Lebih detail lagi, luka di tengkorak Seqenenre Taa II mengungkap kematian yang brutal. Mumi itu memiliki luka sepanjang 7 cm di dahinya, yang kemungkinan dari sabetan kapak atau pedang. Luka lain yang fatal di atas mata kanannya memiliki panjang 3,2 cm yang timbul pukulan akibat kapak.
Sementara itu, kemungkinan lawan Seqenenre Taa II mengayunkan pedang atau kapak ke pipi kirinya, sehingga meninggalkan luka yang dalam. Dari kiri, ada bekas senjata -mungkin tombak- menembus dasar tengkoraknya, meninggalkan luka sepanjang 3,5 cm.
Firaun Seqenenre Taa II mati karena fitnah suara kuda nil
Seqenenre Taa II sendiri adalah penguasa Mesir selatan dalam masa periode sekitar 1558 SM dan 1553 SM. Menurut laporan arkeolog, Seqenenre Taa II memberontak terhadap penjajah setelah menerima keluhan dari raja Hyksos, penguasa Mesir Utara, karena terganggu tidurnya dengan suara kuda nil di kolam suci di Thebes.
Raja Hyksos tinggal di ibu kota Avaris, sektiar 644 kilometer jauhnya. Atas tuduhan yang dibuat-buat ini, raja Hyksos menuntut kolam suci dihancurkan, sehingga menjadi penghinaan besar bagi Seqenenre Taa II.
Penghinaan tersebut mungkin merupakan awal dari perang. Teks pada lempengan batu terukir yang ditemukan di Thebes menceritakan bahwa putra Seqenenre Taa II dan penerus langsungnya, Kamose, tewas dalam pertempuran melawan Hyksos.
Mumi Seqenenre Taa II ditemukan pada tahun 1886. Para arkeolog melihat luka di tengkorak dan berspekulasi bahwa dia telah terbunuh dalam pertempuran atau mungkin dibunuh dalam kudeta istana.
Para arkeolog pada saat itu yang menemukan mumi Seqenenre Taa II melaporkan bau busuk ketika mereka membukanya, membuat kecurigaan bahwa mumi itu dibalsem dengan tergesa-gesa di medan perang.
Firaun Seqenenre Taa II tewas diikat
Penelitian arkeolog sebelumnya telah melaporkan temuan banyak luka dari mumi Seqenenre Taa II. Tetapi Saleem dan koleganya, seorang Egyptologist, Zahi Hawass, menemukan satu temuan baru yaitu, patahan tulang tengkorak yang ditutupi oleh bahan pembalseman. letaknya di sisi kanan tengkorak, kerusakan tampaknya disebabkan oleh belati dan benda tumpul yang berat, mungkin pegangan kapak.
Tangan mumi Seqenenre Taa II juga ditekuk dan dikepal, tetapi tidak ada cedera di lengannya. Hal ini membuat para peneliti menilai bahwa mungkin tangan Seqenenre Taa II terikat ketika dia meninggal. Menurut Saleem, Seqenenre Taa II mungkin telah ditangkap di medan perang, kemudian dieksekusi oleh lawannya hingga tewas.
Proses pembalsem mumi Seqenenre Taa II juga tidak menunjukan dilakukan secara tergesa-gesa. Seluruh penelitian tentang penyebab kematian firaun Seqenenre Taa II yang ditulis Sahar Saleem dan koleganya sudah diterbitkan di jurnal Frontiers in Medicine,