Warga Indonesia Mencari Hoegeng Baru, Kamu Bisa Usulkan Nama!
“Satu hari satu oknum. Masih ada nggak sih polisi yang bener?”
Demikian komentar sekian banyak pembaca detikcom merespons berita-berita terkait pelanggaran yang dilakukan oknum Polri yang belakangan jadi sorotan. Masih ada nggak sih polisi baik yang bekerja profesional dan penuh kejujuran? Pembaca yang kritis, mari kita bersama-sama mencari polisi baik, mari bersama-sama detikcom Mencari Hoegeng Baru.
Almarhum Jenderal Polisi (Purn) Hoegeng Iman Santoso adalah legenda polisi jujur di Republik ini. Sebagai legenda, nama mantan Kapolri ini masih kerap dibicarakan hingga saat ini. Seringkali nama Hoegeng muncul dalam bentuk humor satire almarhum Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang kerap diulang-ulang oleh sejumlah tokoh saat bicara soal polisi. Dalam satire itu, Gus Dur mengatakan hanya ada 3 polisi jujur, yaitu polisi tidur, patung polisi, dan Jenderal Hoegeng.
Bekerja sama dengan Polri, detikcom menghadirkan program ‘Mencari Hoegeng Baru’. Inspirasi lahirnya program ‘Mencari Hoegeng Baru’ ini berlandaskan pada keyakinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bahwa masih banyak anggota Polri yang memiliki jiwa keteladanan seperti Hoegeng. Selain itu, program ini juga sejalan dengan semangat Presisi (prediktif, responsibilitas, transparansi, dan berkeadilan) yang diusungnya.
Listyo Sigit dalam penjelasannya mengenai program Presisi menyatakan, dalam program ini ditekankan pentingnya kemampuan pendekatan predictive policing atau pemolisian prediktif. Dengan begitu, Polri mampu menakar tingkat gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) melalui analisis berdasarkan pengetahuan, data, dan metode yang tepat sehingga dapat dicegah sedini mungkin.
Sementara itu, responsibilitas dan transparansi berkeadilan menyertai pendekatan pemolisian prediktif yang ditekankan agar setiap anggota Polri mampu melaksanakan tugas secara cepat dan tepat, responsif, humanis, transparan, bertanggung jawab, dan berkeadilan. Peta jalan Transformasi Polri Presisi itu diturunkan dalam empat kebijakan utama, yaitu Transformasi Organisasi, Transformasi Operasional, Transformasi Pelayanan Publik dan Transformasi Pengawasan.
Semangat yang digelorakan Sigit di Korps Bhayangkara lewat program Presisi itu sejalan dengan nilai-nilai yang diwariskan para pendahulunya, termasuk Jenderal Hoegeng. Menurutnya, sifat-sifat Hoegeng yang tulus, ikhlas, dan dekat dengan masyarakat perlu diimplementasikan pada setiap insan Bhayangkara pada level pimpinan sampai pelaksana di lapangan.
Jenderal Sigit juga pernah bicara soal satire Gus Dur. Humor satire itu, kata Sigit, seakan telah melegitimasi bahwa saat ini sangat sulit mencari polisi jujur dan berintegritas di Indonesia. Padahal menurutnya, masih banyak personel Polri yang jujur dan berintegritas, memberikan pengabdian terbaik kepada masyarakat melebihi panggilan tugasnya.
Program ‘Mencari Hoegeng Baru’ hadir untuk menjawab itu. Lewat program ini, detikcom akan mencari 3 sosok ‘Hoegeng’ baru di Korps Bhayangkara, sebagai ikon 3 polisi baik yang diharapkan mengisi ‘slot’ polisi jujur dalam humor satire Gus Dur . Proses pencariannya dimulai pada 14 Maret 2022 hingga nantinya nama-namanya akan diumumkan pada 1 Juli 2022, bertepatan dengan Hari Bhayangkara.
Sejumlah pihak di luar Polri akan dilibatkan dalam proses seleksi. Kriteria yang digunakan untuk seleksi yaitu integritas, inspiratif, dan Presisi.
Tiga sosok personel Polri yang terpilih nantinya akan diberikan Hoegeng Awards. Harapannya, mereka akan bisa menjadi teladan dan inspirasi bagi seluruh personel Polri untuk memberikan pengabdian terbaiknya bagi masyarakat.
Keluarga Hoegeng juga sudah diberi informasi soal program ini. Tim detikcom sudah sowan ke rumah putra almarhum Hoegeng, Aditya Hoegeng atau akrab disapa Didit yang saat itu didampingi putranya, Krisnadi Ramajaya Hoegeng atau Rama. Mereka mempersilakan program ini dilaksanakan jika tujuannya positif.
Namun demikian, baik Kapolri Jenderal Sigit maupun keluarga Hoegeng senada memberi catatan khusus. Mereka ingin sosok yang diseleksi dalam program ‘Mencari Hoegeng Baru’ ini benar-benar datang dari masyarakat. Polri dan keluarga Hoegeng sama sekali tidak mau terlibat atau dilibatkan.
Oleh karenanya detikcom mengajak Anda pembaca setia detikcom dan seluruh masyarakat Indonesia untuk berkontribusi aktif dalam program ‘Mencari Hoegeng Baru’ ini. Jika di lingkungan Anda ada sosok personel Polri yang bisa jadi teladan, Anda bisa mengirimkan informasi tersebut kepada detikcom. Pembaca yang mengusulkan dan polisi yang diusulkan masuk 10 besar nominasi akan mendapat bingkisan apresiasi dari detikcom.
Berikut mekanisme seleksi Hoegeng Awards 2022:
1. Daftarkan anggota polisi di sekitarmu yang dinilai patut menjadi kandidat penerima Hoegeng Awards 2022 melalui link berikut ini -> http://dtk.id/hoegengawards.
2a. Isi identitas diri kamu selaku pengusul berupa nama lengkap, alamat email dan nomor seluler yang bisa dihubungi.
2b. Isi juga identitas Polisi yang kamu ajukan sebagai kandidat penerima Hoegeng Awards 2022. Selain nama, informasi pangkat dan tempat berdinas polisi tersebut akan sangat berguna. Jika memungkinkan, sertakan pula foto dan video.
3. detikcom akan menvalidasi informasi polisi kandidat penerima Hoegeng Awards yang kamu daftarkan. Informasi yang telah divalidasi akan diberitakan secara selektif.
4. Anggota polisi yang telah didaftarkan pembaca akan diseleksi menjadi 10 besar. Proses seleksi akan melibatkan tim ahli yang berasal dari institusi-institusi kredibel di luar Polri.
5. Aspek yang dinilai dalam proses seleksi di antaranya adalah integritas dan dampak kepada masyarakat.
6. 10 Besar polisi hasil seleksi tim ahli akan dibuatkan profil.
7. Dari 10 besar tersebut, akan disaring menjadi 3 pemenang Hoegeng Awards 2022 lewat polling pembaca.
8. Pemenang Hoegeng Awards 2022 akan diumumkan pada 1 Juli 2022 atau bertepatan dengan peringatan Hari Bhayangkara ke-76.